Pendidikan Dan Kesehatan Jadi Sorotan Utama Dalam RAPBD Gunungkidul
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyiapkan enam program prioritas untuk 2026, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga lingkungan, dengan anggaran hampir Rp2 triliun yang kini tengah dibahas bersama DPRD.
Ringkasan Artikel:
- Enam program prioritas 2026 disiapkan Pemkab Gunungkidul
- Pendidikan dan kesehatan jadi fokus utama pembangunan daerah
- Ekonomi lokal ditopang petani dan UMKM dengan program khusus
- RAPBD 2026 tembus Rp1,987 triliun dengan belanja lebih besar
- DPRD pastikan pembahasan anggaran dilakukan secara transparan
Pendidikan jadi pijakan awal pembangunan daerah
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntarningsih menegaskan bahwa pendidikan menjadi prioritas utama pada 2026. Program Bocah Pinter disiapkan untuk meningkatkan kualitas belajar anak di seluruh wilayah Bumi Handayani.
Ia menyebut pembangunan daerah harus sejalan dengan kebijakan nasional. Karena itu, tema pembangunan tahun depan berfokus pada penguatan pondasi yang menyentuh pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi dan lingkungan.
Endah berharap generasi muda Gunungkidul tumbuh lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Pemerintah akan menyalurkan dukungan lewat fasilitas sekolah, pelatihan guru dan penyediaan sarana belajar yang lebih merata.
Kesehatan warga jadi misi strategis pemerintah
Selain pendidikan, sektor kesehatan ditempatkan sebagai pilar kedua pembangunan. Program Warga Sehat diarahkan untuk memperluas akses layanan kesehatan yang adil bagi masyarakat desa hingga kota.
Bupati menekankan pentingnya kualitas layanan medis yang tidak hanya tersedia di pusat kota. Puskesmas dan rumah sakit daerah didorong untuk meningkatkan pelayanan, termasuk pemeriksaan preventif dan edukasi kesehatan.
Harapannya, angka kesakitan dapat ditekan sekaligus menumbuhkan kesadaran warga menjaga gaya hidup sehat. Pemerintah juga mengalokasikan dana untuk fasilitas kesehatan dan pengadaan tenaga medis.
Ekonomi lokal ditopang tani dan UMKM berdaya
Gunungkidul menempatkan Tani Makmur dan UMKM Berdaya sebagai program unggulan lain. Endah mengatakan potensi lokal akan dioptimalkan untuk memperkuat kemandirian ekonomi berbasis daerah.
Pemerintah berkomitmen memperluas akses pasar bagi petani dan pelaku usaha kecil. Dukungan berupa pelatihan, modal usaha, hingga digitalisasi pemasaran akan diberikan agar produk lokal bisa bersaing lebih luas.
Endah menegaskan ekonomi desa adalah tulang punggung daerah. Dengan memperkuat pertanian dan UMKM, ia yakin kesejahteraan masyarakat bisa lebih merata di seluruh kecamatan Gunungkidul.
Anggaran hampir Rp2 triliun untuk jalankan prioritas
Dalam RAPBD 2026, pendapatan daerah diproyeksikan mencapai Rp1,987 triliun. Sumber utamanya berasal dari transfer pemerintah pusat sebesar Rp1,636 triliun serta PAD sekitar Rp304 miliar.
Namun belanja daerah diperkirakan lebih besar yakni Rp2,042 triliun. Dana itu mencakup belanja operasi Rp1,614 triliun, belanja modal Rp103 miliar, transfer Rp321 miliar, dan belanja tak terduga Rp3 miliar.
Selisih defisit akan ditutup lewat pembiayaan daerah senilai Rp55,3 miliar. Menurut Endah, penyusunan anggaran ini sudah sesuai aturan dan akan difokuskan pada kepentingan masyarakat.
DPRD janjikan pembahasan transparan dan pro rakyat
Ketua DPRD Gunungkidul Endang Sri Sumiyartini menegaskan proses pembahasan RAPBD 2026 dilakukan terbuka. Nota keuangan sudah diserahkan dalam rapat paripurna dan kini masuk tahap diskusi fraksi.
Ia mengatakan koordinasi intensif dengan komisi dan OPD akan terus dilakukan. Setiap usulan program dipastikan melewati telaah agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan warga.
DPRD berharap APBD yang disahkan nanti benar-benar berpihak pada rakyat. Endang menekankan bahwa anggaran harus memberi dampak nyata, bukan sekadar formalitas dokumen.